Sabtu, 05 Juli 2014

Peninggalan Cagar Budaya yang terdapat di Kec. Sangkulirang Kutai Timur

Salah satu Bangunan Cagar Budaya yg berada di depan Puskesmas Sangkulirang(Gambar. 1)
     Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). 

       Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding atau tidak berdinding dan beratap. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 3). Keberadaan Bangunan cagar budaya tidak hanya penting bagi disiplin ilmu arkeologi, tetapi terdapat berbagai disiplin yang dapat melakukan analisis terhadapnya.

      Sangkulirang merupakan sebuah kecamatan yang dahulunya berada di Kabupaten Kutai sebelum adanya pemekaran wilayah pada tahun 1999, merupakan sebuah pulau yang kecil yang memiliki magnet tersendiri bagi setiap orang yang pernah tinggal serta datang ke sana. 

        Mengulas sedikit mengenai Bangunan cagar budaya yang terdapat di Sangkulirang ini memang belum ada penetapan secara resmi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur, namun setidaknya hal ini bisa menjadi referensi dan pendataan terhadap situs bangunan cagar budaya yang mesti di lestarikan keberadaannya sesuai amanat Undang- undang Nomor 11 Tahun 2010.

Bangunan cagar budaya yang berada di Desa Benua Baru Ulu (Gambar.2)
Bangunan ini merupakan salah satu sisa peninggalan jajahan Jepang, berada di kawasan PT.Inhutani bangunan ini dahulunya di jadikan sebagai mess karyawan namun setelah perusahaan tersebut tutup bangunan inipun kosong tidak berpenghuni sampai sekarang sehingga kondisinya tidak terawat sangat memprihatinkan. (gambar. 2)


      Persis di belakang bangunan ini terdapat bangunan sumur tua yang masih merupakan peninggalan dahulu.
Ada terdapat 4 sumur peninggalan diseitar areal ini (Gambar.3)
Ada terdapat 4 sumur disekitar areal ini, kejernihan airnya masih terjaga oleh karnanya masyarakat disekitar masih menggantungkan kebutuhan air bersih di sumur ini. Ketika musim kemarau tiba sumur menjadi kebutuhan masyarakat dikarnakan sumber mata air yang ada tidak pernah kering.

Peninggalan Bangunan Cagar Budaya juga terdapat di depan Puskesmas Kecamatan Sangkulirang, Bangunan ini merupakan milik Puskesmas yang dahulunya di gunakan sebagai tempat tinggal tenaga kesehatan yang di tempatkan di Puskesmas tersebut namun sekarang bangunan tersebut tidak berpenghuni lagi hanya di jadikan tempat penyimpanan barang-barang medis. (lihat gambar 1)
    

Sesungguhnya  banyak nilai-nilai sejarah dan budaya yang ada pada bangunan tersebut yang menjadi bahan referensi pengetahuan kita terhadap cerita-cerita yang  menjadi ikon sejarah di salah satu Kecamatan tertua di Kabupaten Kutai Timur ini. Semoga untuk kedepannya bangunan besejarah ini bisa di jadikan tempat wisata yaitu berupa sarana informasi pendidikan dan kebudayaan yang pernah ada di Kutai Timur.

Sabtu, 19 Mei 2012

Asosiasi Pemuda Sadar Wisata dan Budaya Kutai Timur (ASPESAWIDA)

     Sebuah gerakan hati nurani yang terbentuk menjadi satu dan membentuk suatu perkumpulan yang konsen terhadap rasa kesadaran dan kepedulian terhadap pariwisata dan budaya yang ada di Kutai Timur serta melestarikannya, Aspesawida  terbentuk sekitar tahun 2010 yang beranggotakan segelintir orang yang bekerja sebagai tenaga honorer yang bekerja di pemda Kutai Timur yang memiliki kepedulian terhadap perkembangan Pariwisata dan Budaya yang ada di Kutai Timur. Dengan seumur jagung ini Asesawida  terus konsen terhadap misi dan visi yang telah ditetapkan bersama, Bisa diibaratkan sebagai anak bayi yang baru lahir dipermukaan bumi ini yang masih peka dengan kehidupan ini apabila orang tua mereka hanya berpangku tangan dan tidak mau bekerja maka dia tidak bisa memberikan nafkah kepada anak dan istrinya begitu juga dengan Asosiasi ini apabila ingin tetap terus bereksistensi maka diperlukan kerja keras dan ketekunan dalam menahkodai asosiasi, kita tunjukan kerjakeras, jangan mengeluh dan tetap bersemangat sesuai pepatah kita " Bersakit - sakit dahulu dan bersenang- senang kemudian " hal ini yang perlu kita ingat dan jangan sebaliknya.

Foto bersama Assisten I Bpk. Idrus Yunus 
dalan acara festival layang- layang
     Di awal terbentuknya Asosiasi ini sudah ada kegiatan yang diselenggarakan Aspesawida yaitu Festival lomba Layang- layang teluk lombok di Desa Sangkima Kec. Sangatta Utara, Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari semua kalangan termasuk Asisten I Tata Pemerintahan Kutai Timur Bpk. Idrus Yunus yang pada saat itu masih menjabat dan sekaligus membuka acara festival lomba tersebut. Secara tidak langsung juga memberikan dampak positif bagi perekonomian khususnya masyarakat yang berada disekitar pantai teluk lombok.

     Dengan semangat kebersamaan dan kerjasama yang baik Asosiasi ini mampu menyelenggarakan festival lomba layang-layang tersebut dengan kemampuan dan dana yang seadanya  tidak membuat rasa miris dan bahkan sebaliknya  sesuai dengan prinsip ekonomi yaitu " Dengan kemampuan yang tertentu mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin "  hal ini yang membuat festival tersebut berjalan dengan lancar. Disinilah di tuntut suatu yang namanya loyalitas bagi asosiasi untuk kedepannya yang tidak hanya berfikir apa yang saya dapatkan ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,???

Aspesawida ini adalah perkumpulan Orang -orang yang memiliki rasa, jiwa semagat yang peduli terhadap perkembangan Pariwisata dan Budaya yang seharusnya sudah menjadi tujuan Asosoasi ini, Maka sudah sepantasnyalah kita berfikir apa yang mesti saya perbuat,,,,,,,,,,,? untuk kelanjutan dan masa depan Aspesawida.

Berat sama dipikul ringan sama di jinjing
    Di tahun 2012 ini  Aspesawida Kutai Timur melakukan kegiatan Sosial yang berupa bersih- bersih pantai Teluk Lombok bekerjasama dengan salah satu perkumpulan motor  yang ada di Sangatta hal ini bertujuan untuk membersihkan pantai dari segala macam sampah baik itu pelastik maupun ranting kayu yang ada di sekitar pantai, selain itu mensosialisasikan tentang perlunya  penerapan Sapta Pesona  bagi masyarakat yang tinggal disekitar obyek wisata tersebut.

Pengorbanan suatu hal yang bisa kita nikmati dikemudian kelak kawal!!!!!!!!
Tetap bersemangat dalam bekerja mari kita merapatkan barisan, bergandengan tangan satukan  tujuan demi kemajuan Asosiasi ini,,,,,,,,Bravo.
 
Foto Bareng
Bendahara dan Sekjen Aspesawida

Bantuan  Aspesawida





















Sesepuh Aspesawida














By : Bily 05   

Selasa, 15 Mei 2012

MENTARI DI PESISIR KABUPATEN KUTAI TIMUR

Jembatan Sangkulirang
Sangkulirang adalah sebuah kecamatan kecil yang memiliki sejumlah potensi alam yang cukup banyak  dan sumber daya manusia yang handal, Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010 penduduk Kecamatan Sangkulirang berjumlah 15.063 jiwa dengan rincian 8.061 jiwa laki-laki dan 7.002 jiwa perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 115. Banyak potensi yang dimiliki baik dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan , pertambangan dan pariwisata, sehingga menjadikan sangkulirang sebagai ladang investor bagi pengusaha yang ingin menanamkan modalnya di daerah tersebut.

Dengan beraneka ragam suku, agama, dan budaya tidak membuat rasa keharmonisan menjadi luntur bahkan sebaliknya menjadikan derah tersebut menjadi aman dan sejahtera bagi masyarakat yang tinggal didaerah tersebut serta pendatang yang ingin mendapat peruntungan di Kecamatan tertua di Kutai Timur tersebut. Kehidupan keseharian masyarakat di Sangkulirang lebih dominan bekerja sebagai nelayan dan pedagang hal ini dikarnakan masyarakatnya tinggal/ bermukim ditepi laut serta merupakan hal yang turun temurun dari orangtua mereka yang berasal dari suku Bugis, Letaknya yang dikelilingin oleh sungai menjadikan Sangkulirang daerah yang strategis untuk pusat perniagaan/ perdagangan bagi derah-daerah yang ada disekitarnya.


Siswa SLTP Negeri 1 Sangkulirang
Sebuah kecamatan kecil yang telah melahirkan putra dan putri terbaik bagi Kutai Timur, Dimasa dahulu Sangkulirang merupakan suatu pusat pendidikan bagi anak-anak yang ingin menempuh pendidikan mulai dari SD, SLTP dan SLTA yang berasal dari desa yang ada di sekitarnya . Telah banyak putra dan putri yang dulunya pernah bersekolah di Sangkulirang kini telah berhasil membangun daerahnya sendiri seperti H. Isran Noor yang masa kecilnya pernah menempuh pendidikan di Sangkulirang yang kini menjadi Bupati Kutai Timur.

 
Seiring dengan perkembangan pemerataan pembangunan sudah saatnya kini Kec. Sangkulirang mulai berbenah dengan sudah adanya infrastruktur jembatan yang menghubungkan ronggang dan Sangkulirang diharapkan dapat memberikan dampak yang positif  terhadap tingkat perekonomian di masyarakat untuk kedepannya. Mari kita ciptakan suasana yang harmonis, dan bersahabat dalam membangun daerah  tunjukan prestasi yang kita miliki untuk mencapai " Generasi Emas " yang handal dan berkualitas  sebagai modal pembangunan Bangsa dan Negara khususnya di Kabupaten Kutai Timur yang kita cintai.



 





Rabu, 09 Mei 2012

PANORAMA KEINDAHAN PANTAI SEKERAT

Dewasa ini industri pariwisata mulai berkembang baik itu wisata alam, budaya maupun buatan hal ini tidak lepas dari dampak yang ditimbulkan dari pariwisata itu sendiri yang dapat memberikan multiplier effect bagi perekonomian di masyarakat.
Sektor pariwisata merupakan salah satu pemasuk devisa terbesar bagi negara kita oleh karena itu pemerintah Indonesia mencanangkan slogan " Visit Indonesia Year " dengan harapan bisa menggaet wisatawan baik itu mancanegara maupun domistik.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka di perlukan suatu perencanaan yang matang serta koordinasi yang baik bagi pemerintah pusat, kota dan kabupaten untuk mencapai tujuan target yang telah di rencanakan bersama.
Kabupaten Kutai Timur terbentuk dari hasil pemekaran Kabupaten Kutai yang di dasarkan pada Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999 dan merupakan bagian wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Secara Geografis Kabupaten ini terletak pada 115'56'26" sampai dengan 118"58"19" Bujur Timur dan 1'17"1" sampai dengan 1'52"39" Lintang Selatan, serta berbatasan dengan : Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Kelay (Kabupaten Berau) di sebelah Utara, Kecamatan Bontang Utara dan Kecamatan Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kertanegara) di sebelah Selatan, Selat Makasar dan laut Sulawesi di sebelah Timur dan Kecamatan Kembang Janggut dan kecamatan Tabang ( Kabupaten Kertanegara) di sebelah Barat.
Kabupaten Kutai Timur beribukota di kota Sangatta dan secara administratif mencakup wilayah seluas 35.747 KM yang terdiri dari 18 kecamatan dan 135 desa. 
 
Selain memiliki daratan yang luas Kabupaten Kutai Timur juga berada di kawasan maritim yang juga banyak memiliki garis pantai yang cukup panjang sehingga memiliki potensi dalam pengembangan wisata pantai dan minat khusus (special interest).
Salah satunya adalah pantai Sekerat yang berada di Kec. Bengalon yang memiliki panorama alam dan pantai yang sangat indah serta memiliki hamparan pasir yan putih, dengan kondisi pantai yang landai dan luas sehingga memudahkan pengunjung untuk melakukan aktivatas baik itu berenang, bermain bola, atau hanya sekedar berjalan menyusuri garis pantai sambil menikmati udara yang sejuk.
Keindahan yang dimiliki pantai sekerat juga di dukung oleh adanya pegunungan sekerat yang berupa pegunungan kapur yang sangat indah sehingga menambah keindahan disekitarnya, fasilitas yang ada di pantai sekerat berupa gazebo untuk beristirahat dan juga toilet yang merupakan program dari pemerintah Kab. Kutai Timur. Pada hari - hari libur pantai sekerat rami di kunjungi wisatawan domestik yang berasal dari Kec. Sangkulirang, Kaubun, Kaliorang, Karangan bahkan dari Sangatta juga ada puncaknya pada perayaan tahun baru dan hari raya pengunjung bisa mencapai ribuan orang dalam satu hari. Jarak tempuh pantai sekerat dari kota Sangatta kurang lebih 3 jam dengan menggunakan mobil atau sepeda motor, apabila dari Kec, Bengalon kurang lebih 40 Km  dengan kondisi jalan yang masih berbatu. Untuk kedepannya pantai sekerat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata unggulan yang ada di Kutai Timur, oleh karna itu perlunya perencanaan yang matang dan terencana bagi stakeolders yang terkait sehingga menjadikan pantai sekerat obyek daya tarik wisata yang diminati wisatawan domistik khususnya masyarakat Kutai Timur.


Minggu, 29 April 2012

Pantai kenyamukan sebuah desa kecil yang mulai diminati masyarakat Kutai Timur

Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten yang baru tumbuh dan berkembang namum memiliki sumber daya alam dan budaya yang melimpah didalamnya. Kehidupan masyarakat di Kabupaten Kutai Timur sangat bersahabat dan kekeluargaan yang di satukan oleh berbagai suku dan agama sehingga tercipta kedamaian dan ketentraman sehingga banyak pendatang yang mencari keberuntungan di Kabupaten Kutai Timur ini.

Pantai Kenyamukan yang berada di muara sungai Sangatta merupakan desa kecil yang memiliki kurang lebih 100 kepala keluaga yang berdomisili disana, masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan hal ini dikarnakan kehidupan mereka yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah pesisir. Seiring perkembangan pembangunan daearah infrastruktur sudah mulai dibenahi terutama jalan raya yang dahulunya tanah liat menjadi pengerasan batu-batu kerikil dan pelebaran jalan hal ini di karnakan kawasan pantai kenyamukan menjadi pusat pelabuhan bongkar muat barang .

Sekarang pantai kenyamukan menjadi salah satu alternatif untuk tempat berlibur yang ada di Sangatta selain pantai aquatik dan teluk lombok, selain itu jarak tempuhnya juga dekat sekitar 15 menit dari kota Sangatta dapat di tempuh dengan roda dua maupun roda empat. Kelebihan yang dimiliki pantai Kenyamukan adalah jarak tempuhnya yang lebih dekat dan juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) sehingga sangat cocok untuk wisata kuliner ikan bakar bagi sanak keluarga.


Kamis, 26 April 2012

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal sangat berpengaruh baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Menurut pakar ilmu pariwisata (Cohen, 1984) dampak sosial ekonomi dari sektor pariwisata meliputi :
  1. Dampak terhadap penerimaan devisa 
  2. Dampak terhadap pendapatan masyarakat
  3. Dampak terhadap kesempatan kerja
  4. Dampak terhadap harga-harga
  5. Dampak terhadap distribusi
  6. Dampak terhadap kepemilikan dan kontrol
  7. Dampak terhadap pembangunan pada umumnya
  8. Dampak terhadap pendapatan pemerintah